DAMPAK PSIKOLOGIS PENYINTAS KANKER PAYUDARA
Kanker adalah penyakit sel yang dikarakteristikan dengan proliferasi sel yang tidak terkontrol. Kanker juga seringkali disebut tumor ganas. Masyarakat di banyak negara seringkali menganggap kanker merupakan penyakit yang tidak bisa disembuhkan, penyakit pengantar kematian, dan lebih sering dialami oleh orang yang sudah berusia lanjut.
Kanker payudara adalah tumor ganas yang menyerang jaringan payudara. Ciri-ciri dari kanker payudara yaitu adanya rasa sakit pada payudara, benjolan pada payudara semakin membesar, kulit payudara meneriput seperti kulit jeruk, dan terkadang keluar cairan atau darah dari puting susu. Biasanya, luka kanker akan muncul pada stadium lanjut yang membuat penderita tidak nyaman sehingga mempertimbangkan untuk mencari pertolongan kesehatan. Kondisi ini akan berdampak pada aspek psikologis penderita, yaitu perubahan citra tubuh, konsep diri, hubungan sosial, dan lainnya.
Penderita kanker dihadapkan kepada beberapa rangkaian pengobatan. Pengobatan medis yang ditawarkan mulai dari obat-obatan yang harus dikonsumsi, radioterapi, sampai operasi yang dilakukan untuk mengangkat sel-sel kanker. Tidak jarang pasien juga akan menjalani serangkaian pengobatan kemoterapi. Penderita yang telah menyelesaikan rangkaian pengobatan tersebut umumnya disebut sebagai penyintas atau survivor kanker. Survivor tetap harus menjalani control rutin untuk memeriksa apakah masih terdapat sel kanker di tubuhnya atau tidak.
Dampak psikologis yang dialami oleh tiap orang berbeda-beda tergantung pada tingkat keparahan (stadium), jenis pengobatan yang dijalani dan karakteristik masing-masing penderita. Sekitar 30,0% penderita kanker mengalami permasalahan penyesuaian diri dan 20,0% didiagnosis mengalami depresi. 8 Dampak psikologis yang sering dirasakan oleh pasien kanker payudara yaitu berupa ketidakberdayaan, kecemasan, rasa malu, harga diri menurun, stres dan amarah.
Dukungan sosial juga mempengaruhi penderita dalam menjalani terapi. Dukungan sosial merupakan bentuk bantuan yang dirasakan seseorang yang dapat menumbuhkan perasaan nyaman, percaya diri, semangat, serta meningkatkan kesehatan mental seseorang yang diperoleh melalui hubungan interpersonal. Sumber dukungan sosial yang terbesar datangnya dari orang yang misalnya keluarga, pasangan, sahabat, dan rekan kerja. Dukungan dapat menurunkan tingkat kecemasan, gangguan umum, somatisasi, dan depresi. Bentuk dukungan itu sendiri dapat berupa dukungan emosional, dukungan penghargaan, dukungan instrumental, dukungan informasi dan dukungan jaringan sosial.