OBESITAS PADA ANAK
Obesitas merupakan masalah kesehatan yang penting, selain karena merupakan faktor risiko timbulnya penyakit kronis degeneratif di kemudian hari, obesitas juga sudah banyak menimbulkan masalah pada usia anak dan remaja. Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa obesitas pada masa anak berkaitan dengan kejadian obesitas pada masa dewasa. Berbagai pengamatan juga menunjukkan bahwa makin dini seorang anak mengalami obesitas, makin rendah usia harapan hidupnya akibat menderita penyakit-penyakit kronis degeneratif seperti diabetes mellitus tipe 2, penyakit jantung, stroke dan kanker. Pada masa anak dan remaja, obesitas juga dapat mengakibatkan hipertensi, sleep apnea, masalah pernapasan, masalah postur dan perkembangan tulang ekstremitas, masalah psikososial, masalah hormonal dan sistem reproduksi, alergi dan hipersensitivitas dan masih banyak lagi.
Secara umum, obesitas diatasi dengan membatasi asupan makan dan meningkatkan aktivitas fisik, tetapi hal tersebut sulit dapat dilakukan bila lingkungan sangat tidak mendukung. Mengurangi asupan kalori dapat dilakukan dengan menurunkan asupan lemak dan karbohidrat serta meningkatkan asupan serat dan air. WHO merekomendasikan asupan buah dan sayur minimum 5 porsi sehari, disertai cukup minum tanpa gula. Mengurangi asupan minuman bergula terbukti mampu menghambat peningkatan berat badan anak obes.
Yang masih menjadi diskusi menarik di antara para ahli adalah, berapa banyak kalori yang kita perlukan. Ada beberapa teori, salah satu yang menarik adalah asumsi bahwa kebutuhan kalori itu bersifat individual dan yang paling penting harus kita ajarkan pada anak adalah mengenali rasa lapar dan rasa kenyang. Anak harus bisa membedakan antara lapar di mulut (ingin) dan lapar di perut (memang lapar), serta menyarankan mereka untuk hanya makan bila lapar (di perut). Setelah itu, anak juga harus belajar mengenali rasa kenyang sehingga bisa berhenti makan meskipun masih ingin.
Mengajak anak untuk melakukan aktivitas fisik menjadi sangat penting untuk mencegah obesitas. Meningkatkan aktivitias fisik harus dilakukan dengan dua cara, yaitu meningkatkan aktivitas fisik sedang dan berat serta mengurangi aktivitas fisik yang dilakukan dengan duduk atau berbaring, kecuali tidur. Berbeda dengan yang selama ini menjadi anggapan umum, tidur cukup ternyata justru melindungi terhadap obesitas. Aktivitas duduk atau tiduran yang sering dianggap mengakibatkan obesitas adalah menonton televisi dan aktivitas lain dengan gadget karena kegiatan tersebut sering dilakukan selama berjam-jam terus menerus.
Sumber : IDAI, 2018