KDRT dan DAMPAKNYA TERHADAP KESEHATAN


Kekerasan dalam rumah tangga merupakan masalah global yang marak dibicarakan saat ini. Menurut data WHO, satu dari lima perempuan di dunia pernah mengalami kekerasan yang dilakukan oleh pria. Komnas Perempuan menyatakan bahwa bentuk kekerasan yang paling banyak terjadi pada perempuan adalah KDRT.

Laporan WHO pada tahun 2002 mengenai ‘’ Violence and Health”  menunjukkan kualitas kesehatan perempuan menurun drastis akibat kekerasan yang dialaminya. Hal tersebut ditunjukkan melalui data penelitian yang dilakukan di 10 negara.

Data pada tahun 2007 oleh Women’s Crisis Center mencatat bahwa 87 persen dari perempuan korban kekerasan yang mengakses layanannya merupakan korban KDRT, dimana sebagian besar pelakunya ialah suami/ mantan suaminya. Sesuai dengan laporan tersebut 9 dari 10 korban KDRT mengalami gangguan kesehatan mental, 12 persen pernah mencoba bunuh diri dan 13, 2 persen mengalami gangguan kesehatan reproduksi. KDRT terjadi lebih sering pada perempuan, meski begitu riset menunjukkan bahwa terdapat 800.000 lelaki pada populasi global juga merupakan korban kekerasan dalam hubungan.

Kekerasan dalam rumah tangga menimbulkan efek buruk terhadap kesehatan korban baik jangka pendek maupun panjang. KDRT juga bukan hanya memberikan efek kepada korban melainkan juga kepada anak maupun anggota keluarga lainnya.

Apa Sajakah Efek Jangka Pendek KDRT?

Efek jangka pendek terhadap kesehatan akibat KDRT dapat berupa  luka trauma ringan hingga berat seperti: lebam, luka lecet hingga luka robek, patah tulang sampai trauma kepala. Salah satu yang perlu dimengerti adalah bahwa kekerasan bukan hanya kekerasan fisik melainkan juga kekerasan seksual dan psikis. Ada beberapa efek terhadap kesehatan akibat kekerasan seksual dan psikis dalam rumah tangga:

  1. Perdarahan Vagina

  2. Kehamilan yang tidak diinginkan

  3. Penyakit Infeksi Menular Seksual

  4. Gangguan Tidur dan Mimpi Buruk

  5. Pada pasien yang sedang hamil, KDRT dapat menyebabkan keguguran hingga gangguan pada janin

 

Apa sajakah Efek Jangka Panjang KDRT?

Efek jangka panjang terhadap kesehatan  yang disebabkan oleh kekerasan dalam rumah tangga tidak sedikit, selain efek terhadap kesehatan fisik juga menyebabkan gangguan kesehatan psikis.

Beberapa efek kesehatan fisik akibat KDRT:

  • Arthritis (radang pada sendi)  cedera berkepanjangan dapat menyebabkan kekakuan pada sendi hingga peradangan

  • Nyeri Kronik yakni nyeri yang dirasakan berkepanjangan

  • Gangguan pada digestif, dapat disebabkan oleh kekerasan fisik yang berakibat langsung pada bagian perut atau juga dapat disebabkan oleh stress berkepanjangan yang menyebabkan gangguan fungsi beberapa organ pada perut misalnya dispepsia (peningkatan produksi asam lambung dan menimbulkan sensasi perut penuh)

  • Gangguan Jantung, rasa cemas berkepanjangan dapat menimbulkan gangguan tekanan darah hingga ritme jantung

  • IBS (Irritable Bowel Syndrome) ialah gangguan pada sistem pencernaan dapat berupa rasa kram, sensasi ingin buang air besar, nyeri akibat stress

  • Gangguan tidur

  • Migren

  • Gangguan fungsi seksual, yang paling sering adalah nyeri saat bersenggama

  • Gangguan dengan sistem imun

 

Selain efek terhadap kesehatan fisik, kekerasan dalam rumah tangga juga menyebabkan gangguan kesehatan mental, antara lain:

  1. PTSD (Post Trauma Stress Disorder) yakni perasaan stress setelah mengalami trauma. Stress dapat mengambil bentuk dari perasaan rendah diri, kesulitan mengingat, gangguan tidur, kehilangan nafsu makan  hingga gangguan makan ataupun perasaan emosi yang meluap.

  2. Depresi

  3. Gangguan Cemas

 

Menurut survei, dari 20 korban KDRT hanya 1 orang yang datang ke dokter. Sebagian besar korban merasa malu dan takut untuk berbicara mengenai kekerasan yang mereka alami. Terdapat juga fakta bahwa tidak sedikit korban yang mencoba alkohol dan obat-obatan sebagai alternatif untuk membantu mereka menyembunyikan efek psikis dari kekerasan tsb.

Siapa dan Apa yang Bisa Kita Lakukan untuk Membantu?

Membentuk suatu lingkungan yang penuh dengan dukungan dan semangat serta kepekaan untuk mendorong perasaan percaya diri dan keberanian berbicara. Lingkungan seperti itu akan menghasilkan keberanian melaporkan jika hal buruk seperti KDRT terjadi.

Jika Anda atau orang yang Anda ketahui mengalami KDRT, datanglah menemui tenaga profesional dari psikolog hingga dokter. Bantuan yang diberikan bukan hanya membantu kesembuhan masalah kesehatan fisik tetapi juga memberikan pertolongan berupa dukungan dan dorongan untuk mencegah korban mengalami depresi hingga bunuh diri.