DETEKSI DINI KURANGI RESIKO KANKER PAYUDARA


Kanker menjadi penyebab kematian nomor 2 di dunia sebesar 13% setelah penyakit kardiovaskular. Diperkirakan pada 2030 insidens kanker dapat mencapai 26 juta orang dan 17 juta di antaranya meninggal akibat kanker, terlebih untuk negara miskin dan berkembang kejadiannya akan lebih cepat. Prevalensi penyakit kanker di Indonesia juga cukup tinggi. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, prevalensi tumor/kanker di Indonesia adalah 1,4 per 1000 penduduk, atau sekitar 330.000 orang. Kanker tertinggi di Indonesia pada perempuan adalah kanker payudara.
Kanker payudara umumnya tidak menimbulkan gejala jika ukurannya masih kecil.5,8 Jika kanker payudara sampai teraba, pasien sering hanya mengeluhkan benjolan tidak nyeri.5,8 Kanker payudara juga dapat menyebar ke kelenjar getah bening ketiak dan menimbulkan benjolan, bahkan sebelum ukuran tumor payudara primer cukup besar untuk diraba.
Program deteksi dini dan tatalaksana kasus kanker payudara dimulai sejak tahun 2007 dan telah dicanangkan sebagai program nasional yang dikembangkan oleh Kementerian Kesehatan dan Female Cancer Program (FCP). Program deteksi dini kanker payudara dengan periksa payudara Sendiri (SADARI) dan pemeriksaan klinis payudara/Clinical Breast Examination (CBE).
Menurut Panduan Nasional Penanganan Kanker Payudara versi 1.0 2015, tindakan skrining yang dapat dilakukan adalah
1. PerikSA payuDAra sendiRI (SADARI): SADARI dilakukan oleh wanita mulai usia 20 tahun dan dilakukan setiap bulan, 7-10 hari setelah hari pertama haid terakhir. Langkah-langkah melakukan SADARI, yaitu:

  • Awali dengan memandang kedua payudara di depan cermin dengan posisi lengan terjuntai ke bawah, kemudian tangan berkacak pinggang. Lihat dan bandingkan kedua bentuk, ukuran, dan warna kulit payudara. Perhatikan apakah ada dimpling, perubahan kulit (kemerahan, keriput, bengkak), posisi, dan bentuk puting (masuk ke dalam atau bengkak).
  • Masih di depan cermin, angkat kedua lengan dan lihat kelainan seperti poin pertama.
  • Masih di depan cermin, lihat dan perhatikan tanda-tanda pengeluaran cairan dari puting payudara.
  • Berikutnya dengan posisi berbaring, raba payudara kiri dengan tangan kanan, tangan kiri diletakkan di belakang kepala. Demikian sebaliknya untuk payudara kanan. Gunakan ujung jari ke 2-4 dan raba payudara dengan cara melingkar dari luar ke dalam.
2. PerikSA payuDAra kliNIS (SADANIS): SADANIS dilakukan oleh petugas kesehatan terlatih. Pemeriksaan ini dilakukan sekurangnya 3 tahun sekali atau apabila ditemukan adanya abnormalitas saat SADARI.