GIZI SEIMBANG ANAK USIA SEKOLAH
Anak-anak usia sekolah membutuhkan energi yang tinggi untuk pertumbuhan dan aktivitas, tetapi semakin banyak asupan makananyang masuk akan menyebabkan kelebihan berat badan. Hal tersebut karena ketidakseimbangan antara kalori yang masuk dengan pola aktivitas anak. Dewasa ini, anak-anak lebih menyukai permainan di layar smartphone atau menonton video di channel internet dibandingkan melakukan aktivitas fisik di luar ruangan.
Peran orang tua juga menjadi sangat penting dalam mengajar pola hidup sehat kepada anak. Orang tua terlalu sibuk dengan pekerjaan mereka sehingga anak kurang mendapat perhatian. Salah satu cara untuk menanamkan pola hidup sehat pada anak adalah dengan mengajarkan sejak dini. Anak usia 3-5 tahun terbiasa meniru pola perilaku orang tuanya.
Anak-anak usia 5-12 tahun sudah tahu makanan apa yang diinginkan dan sering makan di luar rumah. Pengaruh dari teman dan iklan juga mulai mempengaruhi anak dalam memilih makanan. Meski begitu orangtua tetap harus memperhatikan kandungan nutrisi agar tumbuh kembang anak menjadi sempurna.
Mendorong anak untuk makan sehat harus dengan memastikan anak-anak mempertahankan berat badan yang sehat. Pastikan seluruh keluarga juga mengonsumsi makanan sehat untuk memberi contoh yang baik kepada anak. Kementerian Kesehatan mengeluaran keputusan No 41 tahun 2014 tentang Pedoman Gizi Seimbang (PGS), dengan pesan khusus untuk kelompok anak usia sekolah:
a. Biasakan makan tiga kali sehari (pagi, siang dan malam) bersama keluarga
Pangan yang dikonsumsi untuk kebutuhan tubuh seperti energi, protein, lemak, vitamin, mineral dan serat. Sesuai dengan kapasitas sistem pencernaan, pengaturan diet pangan dibagi kedalam 3 tahap yaitu makan pagi, siang, malam dan disertai jajanan sehat. Sekitar 40% anak sekolah tidak makan pagi (sarapan) yang mengkibatkan prestasi belajar kurang optimal. Untuk menghindari konsumsi pangan yang tidak sehat dan tidak bergizi dianjurkan selalu makan bersama keluarga.
b. Biasakan mengonsumsi ikan dan sumber protein lainnya
Protein hewani memiliki kualitas lebih baik karena komposisi asam amino lebih lengkap. Ikan merupakan sumber protein hewani, termasuk daging, dan telur; sedangkan tempe dan tahu sebagai sumber protein nabati. Ikan juga sumber asam lemak tidak jenuh dan zat gizi mikro. Sebaiknya konsumsi protein hewani 30% dan nabati 70%.
c. Perbanyak mengonsumsi sayuran dan cukup buah-buahan
Jenis sayuran dan buah sangat beragam, selain sebagai sumber vitamin juga sumber mineral, serat dan antioksidan. Namun konsumsi pangan ini masih rendah, yaitu rata-rata baru 63,3% dan 62,1% dari jumlah yang dianjurkan.
d. Biasakan membawa bekal makanan dan air putih dari rumah
Pada saat jadwal sekolah anak sampai sore hari, maka makan siang harus memenuhi syarat dari segi keamanan, jumlah dan keragamannya. Anak cenderung akan jajan ketika tidak membawa bekal dari rumah, termasuk air minum. Sementara itu banyak sekolah yang belum mampu menyediakan jajanan yang sehat dan aman.
e. Batasi mengonsumsi makanan cepat saji, jajanan dan makanan selingan yang manis,asin dan yang berlemak
Perilaku menyantap makanan cepat saji sudah menjadi bagian hidup masyarakat di perkotaan. Makanan tersebut mengandung terlalu tinggi gula, garam dan lemak yang berhubungan dengan penyakit kronis seperti diabetes mellitus, tekanan darah tinggi dan penyakit jantung. Sehingga konsumsi makanan cepat saji dan makanan jajanan harus sangat dibatasi.
f. Biasakan menyikat gigi sekurang-kurangnya dua kali sehari setelah makan pagi dan sebelum tidur
Sisa makanan di sela-sela gigi akan dimanfaatkan bakteri yang menghasilkan asam, yang dapat menyebabkan kerusakan gigi. Membersihkan gigi setelah makan dan sebelum tidur adalah upaya untuk menghindari pengeroposan atau kerusakan gigi.
g. Hindari merokok
Gejala perilaku merokok usia dini juga sudah mulai ditemukan pada anak sekolah. Menghindari merokok sebaiknya dilakukan pada perokok aktif maupun perokok pasif. Sehingga di lingkungan yang banyak anak sekolah harus dinyatakan bebas dari asap rokok. Merokok dapat mengganggu kesehatan misalnya paru-paru dan kesehatan reproduksi.